Minggu, 25 Agustus 2013

[ Tugas ] Resume OSKM 24 Agustus 2013 - Revie Marthensa

Pagi hari cerah kembali kami rasakan di hari yang baru. Mungkin hari ini adalah salah satu hari yang perlu tandai dalam perjalanan hidup kami karena hari ini kami akan menyelesaikan masa OSKM kami. Seperti biasa, kami datang pagi hari ke kampus ITB. Pukul 06.20 kami sudah harus tiba di lapangan dekat gedung Teknik Sipil. Dan saat kami tiba, kami sudah disambut oleh para kakak taplok yang sudah menunggu kami di lapangan itu.

Setelah kami menunggu teman-teman kami satu angkatan datang, kami dimobilisasi menuju ke unit agama kami masing-masing. Saya bergabung dengan unit agama saya yaitu Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) di sekitar labtek VII dan GKU Timur. Di sana kami berkumpul kami di basis kami masing-masing bersama orang tua basis kami.

Di dalam basis, kami berbincang-bincang, diskusi bersama, bermain tebak-tebakan bersama, dan juga menerima materi OSKM yang baru, yaitu tentang visi hidup. Inti dari materi ini adalah ketika kita membuat sebuah visi, visi yang kita buat harus berdasarkan prinsip ketuhanan dan kebebasan substansial. Prinsip ketuhanan dalam hal ini adalah kasih, pelayanan, pengorbanan, dan kita harus mengenal rencana Tuhan ke depan untuk hidup kita yang sudah pasti itu adalah jalan yang terbaik untuk kita. Sedangkan kebebasan substansial pada prinsipnya adalah kebebasan yang bertanggung jawab dan tidak melanggar HAM. Di akhir sesi kami bersama-sama membuat visi hidup kami berdasarkan materi yang sudah kami terima, dan juga berdasarkan metode SMART, yaitu spesific, measurable, action-oriented, realistic, dan time-bound.

Setelah berkumpul dengan unit agama, kami kembali berkumpul kembali bersama kelompok OSKM kami, dan bersama taplok kelompok kami tentunya. Kami berkumpul di sisi barat masjid Salman. Di sana kami kembali menerima materi baru OSKM. Materi yang pertama adalah mengenai kolaborasi. Kolaborasi adalah hal yang sangat penting dalam hidup kita, baik hidup di dalam kampus maupun hidup dalam masyarakat umum. Di dalam kolaborasi, pasti diperlukan suatu diskusi, dan di dalam diskusi, sudah pasti ada yang namanya konflik atau perbedaan pendapat. Tapi ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk memanajemen konflik-konflik tersebut, yakni metode lose-lose, lose-win, dan win-win. Dan metode yang tebaik adalah metode win-win, karena dengan metode ini, kedua pihak yang berbeda pendapat tidak ada yang dikalahkan. Dengan kata lain, kedua pihak ini “menang”. Cara yang terbaik adalah dengan musyawarah. Dengan musyawarah, kita bisa mengambil jalan tengah dari kedua pendapat yang berbeda.

Materi yang kedua adalah mengenai wawasan kebangsaan. Poin-poin penting dalam materi ini adalah tentang identitas bangsa, cinta tanah air, realitas bangsa, dan visi kebangsaan. Kita mencintai tanah air kita karena kita lahir dan dibesarkan di tempat ini. Namun kita tahu bahwa negeri ini bukanlah negeri yang sempurna. Tapi kita tetap harus mencintai negeri ini, bahkan kitalah yang harus mengubah negeri ini untuk menjadi semakin sempurna.

Materi yang terakhir adalah mengenai urgensi kemahasiswaan. Urgensi kemahasiswa dibagi menjadi tiga poin penting, yaitu falsafah kemahasiswaan, arah gerak mahasiswa, dan KM ITB. Falsafah kemahasiswaan ada tiga, yaitu Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari penelitian, pendidikan, dan pengabdian kepada masyarakat, kedua adalah budaya kampus seperti integritas akademik, wawasan kebangsaan, peduli lingkungan, inovasi, kewirausahaan, dekat dengan masyarakat dan alam, berjiwa pemimpin, budaya menulis, apresiasi, dan diskusi, dan yang ketiga adalah popope, yaitu posisi, potensi, dan peran mahasiswa. Posisi mahasiswa adalah sebagai masyarakat sipil yang berpendidikan. Potensi mahasiswa adalah sifat kritis, idelis, mandiri, semangat, wawasan dan jaringan yang luas, dan multidisiplin ilmu. Dan peran mahasiswa adalah sebagai agent of change (agen perubahan), iron stock, guardian of value, dan role model (teladan). Arah gerak mahasiswa dibagi menjadi dua, yaitu vertikal atau hubungan dengan pemerintahan, dan horizontal atau hubungan dengan masyarakat. Dan yang ketiga adalah struktur organisasi KM ITB. Badan tertinggi adalah kongres yang merupakan badan legislatif sekaligus pengawas kerja kabinet, di bawahnya terdapat kabinet yang merupakan pelaksana kebijakan, di samping kabinet terdapat tim beasiswa dan Majelis Wali Amanat Wakil Mahasiswa (MWA-WM). Tim beasiswa mengurusi beasiswa mahasiswa, dan MWA-WM adalah penghubung antara rektorat dan mahasiswa. Di bawah kabinet terdapat himpunan mahasiswa jurusan dan unit kemahasiswaan. Setiap himpunan mengirimkan satu wakilnya untuk duduk dalam kongres.

Setelah selesai menyelesaikan materi, kami diperbolehkan istirahat dan sholat. Setelah itu kami berangkat menuju jalan Cihampelas untuk melakukan tugas observasi masalah berdasarkan metode PESTEL, yaitu politik ekonomi sosial teknologi lingkungan. Masalah yang kami pilih adalah fasilitas trotoar untuk pejalan kaki. Kami melihat trotoar di jalan Cihampelas sangat memprihatinkan. Permukaan trotoar banyak yang tidak rata, sampah sering berserakan, beberapa bagian bahkan dipakai untuk parkir motor, dan yang paling parah adalah pedagang kaki lima yang memakan tempat di trotoar jalan. Kami mewawancarai empat orang narasumber yang terdiri dari dua orang pejalan kaki, satu orang tukang parkir, dan satu orang pedagang kaki lima. Hasilnya berpendapat bahwa fasilitas pejalan kaki di Jalan Cihampelas masih kurang nyaman dan aman.

Setelah itu kami kembali ke kampus Ganesha bersama taplok kami dan melanjutkan acara dengan interaksi bersama massa kampus. Kami dikumpulkan per tiga puluh kelompok untuk melakukan interaksi. Terdapat satu orang moderator yang memimpin jalannya forum. Interaksi berjalan lancar dan menurut saya banyak hal yang saya dapat dalam interaksi ini, khususnya bahwa saya adalah salah satu dari banyak potensi muda yang dimiliki Indonesia untuk bisa memajukan negeri ini ke arah yang lebih baik.

Setelah interaksi, kami dimobilisasi ke lapangan saraga untuk melaksanakan closing OSKM. Acara diawali dengan pertunjukan wayang di atas panggung, kemudian ada prosesi penutupan OSKM berupa semacam tarian dan drama. Setelah itu kami mendengarkan pidato dari presiden kabinet yaitu Kak Nyoman Anjani, dan pidato dari rektor kami, Bapak Prof. Akhmaloka. Pada intinya pidato mereka menekankan pada hal rasa cinta tanah air. Dan acara closing ditutup dengan menerbangkan balon yang diberi lampu, sehingga balon-balon tersebut terbang sambil berkelap-kelip seperti bintang. Malam yang sangat indah dan tidak akan saya lupakan sepanjang hidup saya. Ini adalah langkah awal saya untuk berkarya di kampus ini.

Posted by: Revie Marthensa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar