"kalian butuh spion buat mobilisasi mundur"=)) Awalnya tawa itu memang bisa ditahan, tapi hanya bertahan sampai kakak-kakak itu menunjukan ke-'alay'annya =))
"kalian cius mengikuti OSKM ini???"Suasana tegang dan kaku di lapangan berdebu itupun meleleh sudah, gelak tawa sampai menggema di saraga.
Mentari mulai tinggi dan semangat kami semakin membara. Kali ini kami dipandu untuk membuat formasi #untukIndonesia. 3000 lebih kepala berwarna merah dan putih membentuk tulisan yang penuh makna tersebut, dan inilah hasilnya. Selanjutnya kami kembali dimobilisasi menuju Sabuga untuk mengikuti seminar yang begitu istimewa. Istimewa karena kami kedatangan narasumber yang begitu luar biasa, salah satunya Bapak Gita Wirjawan selaku menteri perdagangan RI, dan tiga narasumber lainnya yang tak kalah menarik. Tak hanya itu, seminar ini menjadi semakin istimewa karena yang akan jadi moderator adalah Maria Selena, Putri Indonesia 2011 yang juga lulusan SBM ITB. Sebelum seminar dimulai, kami terlebih dahulu menyimak ulasan mengenai K3L yang sangat bermanfaat. Ulasan ini menurut saya pribadi sangat berguna, karena saya menjadi semakin mengenal UPT-UPT yang ada di ITB. Saya menjadi mengerti bagaimana prosedur-prosedur UPT K3L ini.
Salah satu hal yang paling menarik dalam serangkaian acara di dalam gedung ini adalah Defile OHU. Sebenarnya ini sangat saya tunggu, memberi gambaran unit-unit yang ada di ITB yang jumlahnya ternyata ada 80! Satu persatu unit dari berbagai rumpun dipertunjukan, dan semuanya sangat menarik.
Diiringi senandung dari kakak-kakak APRES, Maria Selena mulai menaikki panggung dan memanggil narasumber setelah sebelumnya kami mendengarkan sambutan dari Presiden KM ITB dan wakil rektor.
Yang pertama adalah adalah Pak Gita Wirjawan
Bapak menteri perdagangan RI yang juga menjabat sebagai ketua PBSI ini memulai materinya dengan menyebutkan prestasi anak muda Indonesia yang baru-baru ini diraih dan sangat membanggakan dalam bidang bulutangkis. Sejalan dengan tema OSKM kali ini yaitu kearifan lokal, Pak Gita juga menyinggung tentang mental pemuda pemudi Indonesia yang seharusnya memiliki kearifan lokal. Para pemuda harus turut memajukan perekonomian dengan tetap memperhatikan budaya lokal. Menurut beliau, pertumbuhan ekonomi Indonesia menduduki peringkat 15 di dunia, namun jika pemimpin kita tidak berkearifan lokal, hal itu tidak akan mensejahterakan Indonesia.
Beliau mengatakan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu bangsa, yaitu : kemahiran teknologi, kesinambungan demokrasi, kekayaan ekonomi, dan kekayaan budaya. Namun Indonesia belum memiliki seutuhnya keempat faktor tersebut. Beliau mengakhiri pidatonya dengan berpesan bahwa produk pendidikan adalah senjata bangsa untuk menjadikan negara ini lebih baik.
Selanjutnya adalah materi dari Ilham Fauzi dan Indra Hidayat dari WANADRI.
WANADRI adalah semacam klub yang sangat mencintai Indonesia dan menunjukanna melalui ekspedisi-ekspedisi mereka. Oleh karena itu, pokok utama materi mereka adalah menanamkan rasa cinta tanah air pada kita semua. Mereka menunjukan kekayaan dan keindahan Indonesia. Setelah mendengar sedikit penjelasan singkat dari mereka, hati saya sedikit terketuk untuk bertanya pada diri sendiri "apa yang sudah saya lakukan untuk Indonesia?"
Seminar tak henti sampai disitu, ada Ibu Tri Mumpuni yang pernah mendapatkan gelar Climate Hero.
Beliau memberikan materi tentang potensi alam Indonesia. Sesekali beliau menyinggung pertambangan yang terletak di suatu daerah di Indonesia, namun karena ketidakmampuan bangsa kita sendiri untuk mengolahnya maka penghuni asli daerah itu hanya menjadi kuli untuk warga asing. Memang ironis, namun Bu Tri mengingatkan kita untuk menjadi seseorang yang beriintegritas tinggi.
Setelah break solat ashar, seminar dilanjutkan. Kali ini oleh Kak Saska selaku pendiri Riset Indie.
Presentasi beliau sangat memukau, karena seringkali beliau memperlihatkan sisi lain dari bangsa Indonesia. Salah satunya ada lembaga Riset Indie ini yang selalu bekerja untuk memberikan sedikit kontribusi untuk Indonesia. Salah satu program yang kini tengah dicanangkannya adalah program Angkot gratis trayek kalapa-dago pada 20 September mendatang. Saya tidak sabar menanti hari itu. :p
Langit mulai gelap dan adzan maghrib berkumandang, menandakan selesai sudah acara seminar OSKM kali ini. Acara hari ini ditutup dengan kumpul bersama kelompok dan berbagi canda saat mengigat kejadian pagi tadi.. Sungguh hari yang menyenangkan.
Nitis Surti Rumingkang, FTSL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar