OSKM hari ini
dimulai dengan berkumpulnya seluruh mahassiswa baru ITB di Perpustakaan pada
pukul 05.50. Disini kami dimobilisasi
menuju Saraga.di sini, beberapa kakak panitia melakukan orasi, mereka mempertanyakan
kesiapan dan keseriusan kami dalam mengikuti kegitan OSKM ini. Mereka
mengatakan bahwa beberapa dari kami menghina kerja keras dari para panitia di
jejaring social. Kami pun dimarahi dan diancam akan diberi hukuman, para siswa
yang berpita dan yang merasa tidak sanggup menghadapi hukuman dipersilahkan
untuk keluar.
Suasana tegang,
tiba-tiba mereka menyuruh kami jongkok untuk mengecek spek tambahan.
Benda-bendanya aneh, ada helm SNI, garam beryodium, kue nastar, foto keluarga
bahkan spion. Kami yang memang tidak mendapat info tentang spek tersebut
terkejut dan curiga sih karena beberapa ‘maba’ membawa semua benda yang
disuruh. Bahkan ada pula ‘maba’ yang menginterupsi dan marah-marah sampai naik
ke atas panggung. Setelah membongkar penyamaran itu, kami pun melakukan senam
pagi yang menyenangkan dengan berbagai gerakan aneh dari kakak LSS.
Kegiatan
Selanjutnya ialah membentuk formasi angkatan #untuk Indonesia. Dengan arahan
dari para PJ Kelompok yang sebelumnya sudah mengadakan rapat, kami pun satu
persatu masuk ke barisan membentuk 15 karakter tersebut. Setelah difoto, kami
pun kembali dimobilisasi menuju auditorium Sasana Budaya Ganesha. Di sini, kami
mendapat sedikit pengarahan tentang K3L(Keamanan, Kesehatan, Keselamatan
Lingkungan ) dari UPT K3L dan defile OHU ITB. Delapan puluh unit yang ada di
ITB pun diperkenalkan satu persatu secara singkat untuk memberi kami gambaran
dalam memilih unit nantinya.
Setelah itu, ada
pula seminar OSKM 2013 yang menghadirkan 4 narasumber utama, yaitu Menteri
Perdagangan Gita Wirjawan, WANADRI, Ibu Tri Mumpuni dan Kak Saska. Sebagai
moderator, hadir pula Maria Selena, Puteri Indonesia 2011 yang merupakan alumni
Sekolah Bisnis Manajemen ITB. Isi dari sambutan Bapak Menteri Perdagangan Gita
Wirjawan yaitu, Bangsa yang menghilangkan kearifan lokalnya sama saja
menghilangkan jati diri bangsa tersebut.
Berikut ini
merupakan inti dari pidato pak Gita:
"Salah satu kesuksesan suatu bangsa
dilihat dari segi ekonomi. perekonomian di indonesia menempati urutan ke-15 di dunia.
Untuk memajukan perekonomian di Indonesia dibutuhkan generasi yang mengerti
seluruh kebutuhan masyarakatnya. Dan hal yang penting untuk membangun
perekonomian yang baik adalah kearifan lokal. Dan jika suatu bangsa
menghilangkan kearifan lokal tersebut akan mengakibatkan hilangnya jati diri
dari bangsa itu. Maka dari itu bangsa harus mempertahankan kearifan lokal dalam
memajukan suatu perekonomian."
Tapi sayangnya di
tengah-tengah sesi seminar ini, saya dipanggil untuk mengikuti wawancara di LK
mengenai peninjauan ulang UKT subsidi. Saya pun tak bisa mendengarkan
arahan dari ketiga narasumber lainnya. Saya kembali berkumpul dengan kelompok
112 setelah semua kegiatan selesai dan bersama-sama mengikuti mobilisasi untuk
pulang. Kami pun menutup OSKM hari itu dengan sedikit araha dari para taplok
kami tentang tugas yang harus kami kerjakan dan akhirnya jalan bersama menuju
gerbang utama ataupun pintu SBM untuk pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar