Minggu, 25 Agustus 2013

[ Tugas ] Resume OSKM 24 Agustus 2013 - Zakaria S. Laksmana

Tak seperti hari-hari sebelumnya, hari terakhir OSKM 2013 diiringi dengan rumor akan adanya 'kejutan' besar yang telah tersebar di social media malam sebelumnya. Sesuai instruksi, para mahasiswa baru pun berkumpul di Lapangan Sipil pukul 6:20, yang dilanjutkan dengan mobilisasi untuk mentoring agama sesuai keyakinan masing-masing. Materi yang diberikan antar agama masih dalam satu lingkup : visi kebangsaan berdasarkan Ketuhanan. Memang, seorang pemimpin yang baik harus menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan agar amanah.

Acara dilanjutkan dengan mobilisasi mahasiswa baru menuju Taman Ganesha - tak jauh dari gedung Institut Teknologi Bandung. Serangkaian materi pun diberikan oleh para taplok, antara lain:

♥ Pentingnya Kolaborasi;

♥ Wawasan Kebangsaan;

♥ Urgensi Kemahasiswaan, dan;

♥ Sekilas KM-ITB

Khusus untuk dua materi terakhir, Kresno Adi - dari Arsitektur ITB - turut membantu menyampaikan materi dengan gayanya yang fresh dan menghibur. Dalam materi pertama ditekankan pentingnya mencari win-win solution dalam conflict management dengan musyawarah, demi menggapai kolaborasi yang ideal. Kolaborasi juga baiknya didasarkan pada kearifan konvensional, yang mencakup hubungan manusia dengan lingkungan, manusia, dan Tuhan - sejalan dengan slogan OSKM 2013.

Wawasan kebangsaan juga perlu untuk ditanamkan kepada para mahasiswa baru. Sebagai putra-putri calon pemimpin masa depan, para mahasiswa baru harus mempunyai visi kebangsaan - visi untuk memperbaiki masalah-masalah bangsa. Identitas bangsa harus dilestarikan dan dipegang teguh sebagai wujud kecintaan kepada Tanah Air, sembari bercermin pada realitas bangsa. Pada akhirnya, mahasiswa ITB tetap berpegang pada prinsip 'tuntutlah ilmu hingga ke langit, namun kembalilah ke bumi untuk memakmurkan rakyat'.

Materi ketiga - Urgensi Kemahasiswaan - mencakup Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat) - Budaya Kampus, PoPoPe (Posisi, Potensi, dan Peran Mahasiswa), serta Arah Gerak Mahasiswa. Sebenarnya banyak intisari yang dapat diekstrak dari sesi ini, namun secara garis besar mahasiswa adalah perwakilan masyarakat yang membantu pemerintahan. Selain sebagai masyarakat sipil yang berpendidikan, mahasiswa juga mengemban peran sebagai agen perubahan (agent of change), bahan baku penempa ilmu (iron stock), penjaga nilai-nilai leluhur (guardian of value), serta teladan yang baik bagi masyarakat (role model).

Terakhir, sedikit disinggung mengenai struktur Keluarga Mahasiswa ITB - bagaimana Kabinet KM menjalankan tugas-tugas kemahasiswaan, membawahi 29 (+2) Himpunan dan 80 Unit, bertanggung jawab pada Kongres, dan dibantu oleh MWAWM dan Tim Beasiswa dalam tugas-tugasnya. Organigram yang dijelaskan taplok cukup intuitif, dilengkapi dengan penjelasan mengenai jalur penyampaian aspirasi bagi para mahasiswa.

Masih di Lapangan Ganesha, acara dilanjutkan dengan Shalat Zuhur secara individual dan sedikit ice breaking sembari menunggu instruksi lanjutan dari panitia. Setelah ada instruksi, para taplok pun membiming kami untuk acara observasi - kebetulan, kelompok kami ditugaskan di sekitar wilayah Cihampelas. Laporan lebih lanjut mengenai observasi kami tidak akan saya tulis kembali di sini, agar tidak redundan - bagi yang tertarik membacanya, Anda dapat menelisik ke belakang satu entri tepat sebelum entri ini.

Peserta pun kembali diarahkan untuk break Shalat Ashar sesudahnya. Sebagai seorang pengidap VSD sejak lahir (Ventricular Septal Defect - penyakit jantung bawaan), saya dan mahasiswa-mahasiswa beratribut pita merah (memiliki riwayat kesehatan) lainnya pun dipisahkan dari barisan, dan digiring menuju lapangan dekat gedung Penerbit ITB. Sempat kami bertanya apa maksud yang tersirat dibalik ini semua - rupanya kami dipisahkan karena aktivitas selanjutnya membutuhkan kesehatan prima. Langit semakin senja, dan sempat terpotret oleh saya sebuah momen gradasi warna langit yang menyejukkan mata:



(:


Gemuruh menggelegar dari kejauhan. Saya tahu, closing OSKM 2013 sudah dimulai. Namun, apa daya, korps pita merah terpaksa mengikuti komando untuk mengikuti mobilisasi paling akhir - tak bisa dipungkiri memang, keselamatan diutamakan. Acara pun sudah berlangung setengah jalan ketika saya dan kawan-kawan sesama pita merah sampai di lokasi. Saya hanya sempat melihat sedikit cuplikan atraksi, beberapa kata sambutan, hingga pada akhirnya acara ditutup dan para mahasiswa baru dipulangkan ke hunian masing-masing.

Harus saya akui memang, OSKM 2013 jauh lebih menyenangkan dan berkesan dibandingkan dengan yang saya pertama kali bayangkan. Saya lumayan tercengang (bahkan hingga saat ini) mengingat bagaimana OSKM ITB sangat efektif dalam membentuk karakter dengan cara-cara yang positif dan tidak memberatkan. Jujur saya pribadi memiliki rekan dari STEI angkatan 2012 yang saya kenal dari internet, dan ia berujar 'Indonesian should really reconsider the meaning of "orientation week"' - dan ya, menurut saya pribadi, OSKM 2013 kali ini layak untuk menjadi percontohan bagi institusi-institusi pendidikan lainnya mengenai bagaimana seharusnya masa orientasi dilakukan.

- Zakaria S. Laksmana, FTTM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar